TRIBUN BATAM/NURUL IMAN
Polisi mengamankan para pekerja asing saat proses evakuasi ke luar kawasan perusahaan yang diamuk massa dari buruh galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncang, Batam, Kamis (22/4/2010). Para buruh mengamuk merusak dan membakar 27 mobil, kantor dan gudang penyimpanan dipicu ucapan kasar pekerja asing yang menyulut emosi para buruh.
BATAM, KOMPAS.com — Manajemen PT Drydocks, Tanjung Ucang, Batam, yang diwakili oleh Bahrum berjanji tidak akan memecat para pekerja yang terlibat aksi massal di Batam, Kamis (22/4/2010) pagi tadi. Janji itu disampaikan Bahrum saat bermusyawarah dengan Kapoltabes Barelang Kombes Leonidas Braksan.
Leonidas mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk mengecek para tenaga kerja asing (TKA) di perusahaan tersebut. "Kami selama ini sudah cukup kooperatif dengan tidak melakukan razia terhadap TKA ilegal demi iklim investasi. Ini pelajaran berharga agar ke depan perusahaan tidak mempekerjakan TKA sembarangan dan kami akan melakukan pengecekan," kata Leonidas.
Sementara manajemen Drydocks mengaku, dokumen-dokumen tentang pekerjanya telah terbakar. Informasi yang diterima Tribun Batam, ada sekitar 12.000 pekerja yang sedang bekerja saat kerusuhan terjadi. Kini, mereka semua telah meninggalkan perusahaan, kecuali puluhan karyawan yang hendak mengambil barang-barang.
Namun, kepulan asap di gudang induk terlihat masih terus meninggi. Data terakhir dari pihak kepolisian, sekitar 27 mobil rusak, 15 terbakar, dan 4 gedung dibakar. Kerusuhan di areal PT Drydocks dipicu ucapan pekerja asing yang menghina pekerja pribumi. Pekerja asing yang diduga dari India itu menyebut pekerja dari Indonesia tak berguna. (Febby Mahendra)
(sumber : kompas.com)